Thursday, July 02, 2009

Childlike Faith



Ada alasan kenapa aku dulu mengajar Sekolah Minggu.
Yang pertama karena aku suka dan terbiasa berinteraksi dengan
anak-anak, aku punya 9 orang ponakan (yang akan nambah 1 lagi)
yang lucu-lucu dan aku banyak menghabiskan waktu dengan
mereka sebelum aku pindah jauh dari Medan.
Setiap kali melihat anak kecil, tingkahnya selalu membuatku
tersenyum bahkan sampai tertawa terbahak-bahak hanya karna
mendengar celetukan polos mereka.
Yang aku kagumi juga adalah sifat dasar anak-anak yang selalu
polos, tanpa beban dan biasanya kerjanya hanya bermain dan
sedikit belajar (untuk usia sekolah)
Semua hal terasa indah dan mudah untuk dijalani.

Alasan yang kedua adalah,
berada di tengah-tengah mereka membuatku merasa yakin dengan
diriku sendiri..aku tak perlu berusaha menjadi orang lain,
dengan mereka aku bisa tampil apa adanya dan mereka menyukai
aku apa adanya..
Tidak pernah sekalipun mereka bertanya apa saja yang sudah aku
capai dalam hidup atau baju merek apa dan berapa harganya.
Tidak ada pandangan menilai dan mengukur dalam tatapan mereka.
Hal terpenting yang mereka lihat dari seseorang adalah,
apakah dia teman bermain yang menyenangkan atau tidak.
Jika ke rumah seseorang,
yang kita lihat adalah seberapa besarnya rumah itu,
berapa kira-kira harganya dan mengukur ketebalan kantong sang
empunya rumah.
Sementara yang dilihat anak-anak adalah bentuk dari rumah itu,
warna dindingnya, warna pintunya, apa saja yang ada di halaman
rumah itu dan siapa yang tinggal disana.

Dengan jiwa sepolos anak-anak inilah Yesus ingin kita datang
padaNya..ingat dengan kisah bagaimana ketika Yesus berada di
tengah-tengah orang banyak yang menantikan pengajarannya dan
bagaimana Yesus meminta orang banyak itu memberikan jalan
kepada anak-anak untuk datang padaNya?
Seperti yang tertulis dalam Matius 19:14 berkata,
Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah
menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang
seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."

Yang aku lihat jauh lebih dalam daripada itu.
Yesus ingin agar kita melihat bagaimana jiwa seorang anak itu.
Bagaimana seorang anak tidak mempertimbangkan hal-hal yang
tidak perlu, bagaimana anak-anak selalu punya keyakinan yang
kokoh pada orang tuanya, bagaimana dengan kepolosannya mereka
menjalani hidup dengan penuh kegembiraan.
Itu yang Yesus inginkan untuk kita miliki.
Sebuah kepolosan dan ketergantungan penuh padaNya sebagai
Bapa kita, tanpa ada keraguan..

Karna kadang tanpa kita sadari kita seperti seorang yang baru
pulang berbelanja, naik kendaraan tapi beban belanjaan itu terus
kita pangku, tidak kita letakkan padahal yang membawa beban itu
bukan lagi kita melainkan kendaraan yang kita naiki..
Jadilah "seperti anak-anak" yang selalu bergantung dan percaya
pada Bapanya..maka kita akan disebut berbahagia dan kitalah
yang empunya Sorga..

Cheers,
=)'Che Pasaribu