Sunday, January 17, 2010

Berjalan di atas sehelai rambut

Pernah nonton sirkus, ngga?
Aku pernah, duluuu banget waktu masih SD dan tinggal di kota kecil yang minim hiburan.
Suatu kali ada rombongan sirkus dateng ke sana dan aku beserta dengan orangtua dan saudaraku melihat pertunjukannya.

Di salah satu pertunjukan itu ada aksi yang menampilkan beberapa anggota sirkus yang berjalan diatas sebuah tali yang digantung tinggiiii sekali..
Hanya dengan berbekal keseimbangan badan mereka harus melewati dari satu sisi ke sisi di seberangnya.
Waktu itu adegan tersebut sangat mendebarkan karena jika dia jatuh, kebayang minimal ada salah satu bagian tubuh yang patah.

Kenapa aku bisa ingat itu?
Sebenarnya udah dari bulan yang lalu ingin membagi pemikiran ini,
Ini semua karena kecelakaan yang kemaren aku alami.
Dimana aku dan 3 orang temanku terhindar dari bahaya maut padahal saat itu mobil yang kami tumpangi sudah terguling-guling dan posisi akhir roda ke atas.
Kejadiannya begitu cepat dan aku tidak punya waktu untuk banyak merenungkannya.



Tapi belakangan ini,
aku kembali seperti terbayang-bayang apa yang terjadi seandainya tangan Tuhan tidak membungkus kami, bagaimana jika mobil yang kami tumpangi nyemplung ke sungai dan bukannya nyasar ke ladang orang yang berada disebelah jembatan tersebut?
Aku tidak bisa berenang dan bisa saja central locknya macet..
Apa yang terjadi jikalau saat kecelakaan itu aku masih memakai kacamataku dan kacamata itu pecah dan mengenai mataku?
Bagaimana jika saat kecelakaan itu terjadi ada kabel yang korslet dan ditambah dengan bensin yang tumpah..?
Dan tentu saja jika salah satu hal itu terjadi aku tidak akan duduk disini dan menulis semua ini.

Beberapa hari setelah itu aku merenungkan betapa hidup kita ini sebenarnya seperti seorang pemain sirkus yang aku ceritakan sebelumnya.
Hidup ini seperti berjalan diatas tali...bahkan diatas sehelai rambut.
Sangat besar kemungkinan untuk kita setiap detik selip dan jatuh.
Tidak ada seorang pun yang bisa lolos dari bahaya maut.
Apakah dia orang paling kaya, paling pintar atau paling cakep sedunia.
Semua tidak bisa menghindari maut.
Semua terserah padaNya, jika dia berkehendak maka hanya dengan menjentikkan jariNya...habislah nyawa kita.

Dari sana aku sangat..sangat...sangat bersyukur Dia masih memberikan aku satu kali lagi kesempatan untuk menikmati hidup ini.
Seolah-olah Dia berkata bahwa SEMUA masalah,
apapun yang datang, seberat apapun itu...tidak ada artinya dibandingkan dengan anugerahNya yang sudah Dia berikan selama ini.
Dan Dia juga mengatakan bahwa Dia percaya seberat apapun masalah yang datang,
aku PASTI bisa mengatasinya...
karna apa?
Karna Dia sudah menjanjikan pertolonganNya untukku dengan cara memberikan aku kesempatan kedua untuk hidup.
Itu saja sudah cukup.

Jadi, lihat..
Matahari sudah datang untuk menerangi siang dan juga bulan dan bintang untuk menghiasi malam
Udara untuk ku hirup dan keluarga untukku berbagi.
Apa lagi yang kurang??

Cheers,
;) 'Che

No comments: